Senin, 22 Mei 2017

Survey Lapangan RDTR Tukdana

Pelan tapi pasti, setelah kick off meeting (12/4), diskusi laporan pendahuluan (15/5) dilanjutkan dengan survei lapangan (16/5 - selesai). Tim survei pada kegiatan penyusunan RDTR Perkotaan Tukdana ini berjumlah 8 orang personil, dipimpin oleh Kang Robi seorang ahli planologi yang pengalamannya sudah tidak diragukan lagi.

Salut dan sangat professional, dibawah trik matahari para surveyor yang ditemani oleh aparat desa setempat melakukan tugasnya. Mereka mencatat, memotret, dan mewawancarai berbagai persoalan dan potensi yang ada di masing-masing wilayah kerjanya. Bukan itu saja, malamnya, selepas makan malam kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi dan diskusi internal serta mempersiapkan rencana kerja untuk esok harinya.

Selain mendapatkan pengalaman baru, ada satu hal yang paling sangat disukai oleh saya dan para surveyor, yaitu pada saat selesai tugas Kang Robi ternyata tidak lupa membagikan ampoww..... ha2...


 
 Tim Survey RDTR Tukdana minus Kang Iman nu bagian motret


 Kapan lagi makan di hotel .. he.. he..


Diskusi Tim untuk evaluasi dan menyusun rencana besoknya...


Beberapa Potret Lokasi:

Sampah yang masih menjadi persolan umum di Kecamatan Tukdana

Daur ulang sampah menjadi menjadi barang produktif 
oleh Bank Sampah di  Desa Sukadana

 Infrastruktur Jembatan yang perlu di bangun yang akan menghubungkan 
Desa Bodas dengan Kabupaten Majalengka

 Tempat ini menjadi cikal bakal pasar sayuran yang terletak
di koridor jalan utama (perlu antisipasi)

  Tempat ini menjadi cikal bakal pasar buah buahan yang terletak
di koridor jalan utama (perlu antisipasi)

 Kawasan Perkebunan Tebu

 Pintu Gerbang Desa Bodas (Bersih dan Asri)

Hamparan sawah dan irigasi teknis lokasinya menyebar
di seluruh kecamatan Tukdana (antisipasi alih fungsi lahan)

Minggu, 21 Mei 2017

BODAS, DESA UNIK DIPERBATASAN INDRAMAYU

Oleh : Aan M. Abdullah

Bodas adalah nama desa yang lokasinya terletak di ujung selatan Kabupaten Indramayu berada pada koridor jalan provinsi yang menghubungkan Kota Indramayu dan Kab Majalengka. Secara administrasi, Desa Bodas adalah desa terkecil di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Bodas yang artinya putih juga berbatasan langsung dengan lokasi mega proyek andalan Jawa Barat yaitu Kawasan Kertajati Aerocity dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

Bagi yang pertama kali mengunjungi Desa Bodas pasti kagum dengan desa ini. Ada perbedaan visual dari Desa Bodas dengan desa lainnya di Kabupaten Indramayu. Tak salah bila pada tahun 2010 Pemerintah Provinsi Jawa Barat pernah menganugrahkan Desa Bodas sebagai salah satu dari 100 Desa Peradaban di Jawa Barat.

Dari mulai tugu selamat datang dengan tulisan "Anda Memasuki Kawasan Desa Bersih", koridor jalan yang ditumbuhi pohon cemara di kiri kanannya dan lokasi kantor desa yang refresentatif dilengkapi oleh wifi gratis, ruang pertemuan warga, lapangan olah raga, masjid, sekolah dan fasilitas umum lainnya adalah salah satu yang membedakan desa ini dengan desa-desa lainnya. Bukan itu saja, bila anda masuk lebih dalam lagi ke wilayah desa, nampak semua jalan desa meskipun kecil telah di hotmix tapi tetap memberikan suasana desa dan keasriannya.

Bila saja di desa lainnya di Kecamatan Tukdana dipusingkan oleh persoalan sampah, Desa Bodas telah mempunyai solusinya. Aparat desa dan masyarakat rutin malakukan kerja bakti bersih-bersih sampah. Tidak perlu menunggu bantuan, Desa Bodas sudah memiliki armada motor viar dan roda sampah yang siap setiap waktu mengangkut sampah dari lingkungan masyarakatnya.

Beberapa keunikan dari Desa Bodas sesuai dengan penuturan Bapak Hartono salah seorang staff di kantor desa diantaranya adalah:

  1. Nama Bodas berasal dari salah seorang anak sunan pada kerajaan Mataram (abad 17) yang tersesat di wilayah ini ketika melakukan perjalanan pulangnya dari Batavia. Monumen dan makam "nenek bodas" sendiri kini ada di desa bodas.
  2. Seluruh tugu dan bangunan balai desa mesti di cat putih, konon bila diganti dengan warna lain, akan menimbulkan kemarahan dari "karuhun" para pendiri desa bodas ini. Cat warna putih ini selain menunjukkan identitas desa juga memiliki makna bahwa aparat dan masyarakat desa bodas berposisi netral tetapi tetap aspiratif terhadap berbagai kepentingan politik.
  3. Hal yang paling unik yang pernah dirasakan oleh Pak Hartono adalah posisi penduduk desa bodas ini selalu tetap sepanjang waktu. Bila satu waktu ada yang meninggal maka pasti ada yang lahir, atau bila ada warganya yang pergi keluar desa maka pasti ada yang masuk menjadi warga desa. Sehingga jumlah penduduknya akan selalu tetap.
  4. Hal unik lainnya adalah banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor kesehatan baik berupa bidan maupun mantri kesehatan. Hampir seluruh rumah sakit maupun puskesmas di Indramayu pasti ditemukan ada salah seorang warganya yang berasal dari desa bodas.
  5. Masyarakat desa bodas terbilang sejahtera. Sawah umumnya bisa dipanen sebanyak 3 kali setiap tahunnya. Selain padi, desa ini juga terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran seperti ketimun, kacang-kacangan dan juga penghasil mangga.











EKPOS PENDAHULUAN RDTR TUKDANA

Oleh : Aan Muchammad Abdullah

Pada Tanggal 15 Mei 2017, bertempat di Ruang Rapat Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Indramayu, saya berkesempatan untuk memaparkan Laporan Pendahuluan untuk pekerjaan RDTR Perkotaan Tukdana, Kab. Indramayu untuk tahun anggaran 2017.

Pada rapat Laporan Pendahuluan ini, kami ditemani oleh 3 orang tim, yaitu kang Robi ahli planologi, kang Asep ahli GIS, dan seorang draiver tangguh, kang Iman yang selalu setia mengantarkan kami setiap kali kami ditugaskan ke daerah.

Suasana rapat berjalan serius tapi santai, Rapat dipimpin oleh Bapak Anggoro, serta  para perwakilan dari dinas terkait, diantaranya Bapak Omat (Bappeda), Bapak Nandang (Pertanian), Bapak Rahmadi, Bapak Nono Sudharno, Bapak Didi, Ibu Diah, dan peserta lainnya.

Munculnya issu-issu strategis yang akan berdampak terhadap pembangunan di wilayah Tukdana seperti dibangunannya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati Aerocity, Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dan Jalan Tol Cikapali serta mempertahankan ketahanan pangan melalui antisipasi alih fungsi lahan pertanian (LP2B) adalah persoalan yang banyak dikupas dalam rapat kali ini.

Rapat laporan pendahuluan ini kami selesaikan sekitar jam 13.00 WIB, kami tidak langsung pulang ke Bandung karena kami berencana untuk melakukan survei lapangan pada keesokan harinya.

Dibawah ini kami lampirkan bahan-bahan paparan pendahuluan kami, semoga ada manfaatnya.









BAHAN PAPARAN 
LAPORAN PENDAHULUAN RDTR TUKDANA