Oleh : Aan M. Abdullah
Bodas adalah nama desa yang lokasinya terletak di ujung selatan Kabupaten Indramayu berada pada koridor jalan provinsi yang menghubungkan Kota Indramayu dan Kab Majalengka. Secara administrasi, Desa Bodas adalah desa terkecil di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Bodas yang artinya putih juga berbatasan langsung dengan lokasi mega proyek andalan Jawa Barat yaitu Kawasan Kertajati Aerocity dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Bagi yang pertama kali mengunjungi Desa Bodas pasti kagum dengan desa ini. Ada perbedaan visual dari Desa Bodas dengan desa lainnya di Kabupaten Indramayu. Tak salah bila pada tahun 2010 Pemerintah Provinsi Jawa Barat pernah menganugrahkan Desa Bodas sebagai salah satu dari 100 Desa Peradaban di Jawa Barat.
Dari mulai tugu selamat datang dengan tulisan "Anda Memasuki Kawasan Desa Bersih", koridor jalan yang ditumbuhi pohon cemara di kiri kanannya dan lokasi kantor desa yang refresentatif dilengkapi oleh wifi gratis, ruang pertemuan warga, lapangan olah raga, masjid, sekolah dan fasilitas umum lainnya adalah salah satu yang membedakan desa ini dengan desa-desa lainnya. Bukan itu saja, bila anda masuk lebih dalam lagi ke wilayah desa, nampak semua jalan desa meskipun kecil telah di hotmix tapi tetap memberikan suasana desa dan keasriannya.
Bila saja di desa lainnya di Kecamatan Tukdana dipusingkan oleh persoalan sampah, Desa Bodas telah mempunyai solusinya. Aparat desa dan masyarakat rutin malakukan kerja bakti bersih-bersih sampah. Tidak perlu menunggu bantuan, Desa Bodas sudah memiliki armada motor viar dan roda sampah yang siap setiap waktu mengangkut sampah dari lingkungan masyarakatnya.
Beberapa keunikan dari Desa Bodas sesuai dengan penuturan Bapak Hartono salah seorang staff di kantor desa diantaranya adalah:
- Nama Bodas berasal dari salah seorang anak sunan pada kerajaan Mataram (abad 17) yang tersesat di wilayah ini ketika melakukan perjalanan pulangnya dari Batavia. Monumen dan makam "nenek bodas" sendiri kini ada di desa bodas.
- Seluruh tugu dan bangunan balai desa mesti di cat putih, konon bila diganti dengan warna lain, akan menimbulkan kemarahan dari "karuhun" para pendiri desa bodas ini. Cat warna putih ini selain menunjukkan identitas desa juga memiliki makna bahwa aparat dan masyarakat desa bodas berposisi netral tetapi tetap aspiratif terhadap berbagai kepentingan politik.
- Hal yang paling unik yang pernah dirasakan oleh Pak Hartono adalah posisi penduduk desa bodas ini selalu tetap sepanjang waktu. Bila satu waktu ada yang meninggal maka pasti ada yang lahir, atau bila ada warganya yang pergi keluar desa maka pasti ada yang masuk menjadi warga desa. Sehingga jumlah penduduknya akan selalu tetap.
- Hal unik lainnya adalah banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor kesehatan baik berupa bidan maupun mantri kesehatan. Hampir seluruh rumah sakit maupun puskesmas di Indramayu pasti ditemukan ada salah seorang warganya yang berasal dari desa bodas.
- Masyarakat desa bodas terbilang sejahtera. Sawah umumnya bisa dipanen sebanyak 3 kali setiap tahunnya. Selain padi, desa ini juga terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran seperti ketimun, kacang-kacangan dan juga penghasil mangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar